BANJARNEGARA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendorong peningkatan industri pengolahan kayu, baik dari segi produksi dan kualitas. Terlebih produk kayu olahan dan teknikal Indonesia masih menjadi primadona konsumen mancanegara karena kualitas dan inovasinya.
“Industri pengolahan kayu Indonesia memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Tidak hanya mampu memenuhi pasar dalam negeri, industri pengolahan kayu Indonesia juga mampu menghasilkan produk berkualitas ekspor yang diterima di pasar luar negeri,” ujar Bamsoet dalam kunjungan hari ke-18 di Dapil-7 Jawa Tengah saat mendatangi pabrik pengolahan kayu CV Berkah Rizqi di Banjarnegara Jawa Tengah, Minggu (4/2/24).
Hadir pemilik CV Berkah Rizqi Sigit Mudiyanto dan tokoh masyarakat Banjarnegara Khayatul Makki atau biasa disapa Gus Khayat.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, CV Berkah Rizqi merupakan salah satu perusahaan di Banjarnegara yang bergerak di bidang pengolahan kayu yang beralamat di Desa Masaran, Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara. Beroperasi pada bulan Mei tahun 2017 dengan produk awal yaitu barecore.
“Dengan seiring berkembangnya dinamika di industri pengolahan kayu, pada tahun 2024 CV Berkah Rizqi mulai menambah produk baru yaitu blockboard. Blockboard merupakan produk lanjutan dari barecore,” kata Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini memaparkan, bahan baku yang digunakan untuk membuat barecore dan blockboard menggunakan bahan lokal dari kayu rakyat berjenis sengon dan albasia.
“Hingga akhir Januari 2024 CV Berkah Rizqi mempekerjakan karyawan sebanyak 314 orang. Terdiri dari 141 laki-laki dan 173 perempuan. Produk barecore dan blockboard yang dihasilkan di kirim ke pasar luar negeri, yaitu China dan Taiwan,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menambahkan, untuk meningkatkan ekspor hasil pengolahan kayu Indonesia, para pengusaha Indonesia harus mampu membuat produk industri kayu yang ramah lingkungan. Hal tersebut telah didukung dengan adanya bahan baku di Indonesia yang sudah mencapai tingkat berkelanjutan dengan adanya Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK).
“Para produsen produk hasil olahan kayu harus meningkatkan produktivitas industri kayu di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan. Sehingga, produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan para pelaku industri kayu di pasar global,” pungkas Bamsoet. (*)