Opini  

Jacob Ereste : Sang Pencipta Mahakarya Yang Menggetarkan Sukma

Untuk mengarungi samudra spiritual bisa dimulai dari kedalaman diri sendiri untuk kemudian mempertajam pandangan hingga mampu menembus yang tidak tampak, lantas memperbesar pendengaran sehingga mampu mendengar banyak hal yang tidak bersuara hingga kemudian terus mengharmonikan getaran suara yang memukau sampai pada akhirnya memperkuat penciuman dengan segenap indra peraba yang peka dalam frekuensi getaran yang menggapai langit.

Proses kerja yang kompak dari segenap elemen indera sebagai karunia ilahiah ini mampu menghantar hasrat bertualang diantaranya dunia dengan akhirat yang semakin terasa dekan dan nikmat lewat jembatan sirotalmuskin yang sungguh menakjubkan. Terkesan dibangun dengan arsitektur tiada cela. Dikejauahan tampak banyak orang sedang berusaha menuju dan hendak menitinya.

Seorang seniman terpesona mencermati dan menarapnya. Ia cuma bisa bergumam; ada karya mastersfies yang sangat sempurna, sehingha dia ingin sesegera mungkin sujud takzim dihadapan Sang Maha Pencipta itu. Begitulah tanpa kesangsian dan tiada keraguan, Sang Pencipta Mahakarya yang menggetarkan sukma semakin nyata ada dihadapannya. Dia pun jadi terkenang dengan lelenguh penyair Chairil Anwar tentang do’a ; di pintu-Mu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling. Tampa kershuan ia yakin dedah puisi kelana yang mestis ini seperti mantra yang dilafaskan setelah lelah mengembara di negeri asing.

Banten, 28 Juli 2024