Rusia Menurunkan Kendaraan Tempur Bradley yang Disita dari Ukraina

Rusia Menurunkan Kendaraan Tempur Bradley yang Disita dari Ukraina

Brigade Infanteri Angkatan Laut ke-155 Rusia kini mengerahkan Kendaraan Tempur Infanteri (IFV) Bradley M2A2 ODS-SA buatan AS yang disita di wilayah Kursk, menurut konfirmasi visual yang beredar di media pemerintah Rusia dan diverifikasi secara independen oleh intelijen sumber terbuka.

Bradley, yang secara luas dianggap efektif di medan perang, awalnya dikirimkan ke pasukan Ukraina sebagai bagian dari program bantuan militer bernilai miliaran dolar dari Washington.

Kini, setidaknya satu kendaraan telah muncul kembali di bawah kendali Rusia menandai contoh lain dari perangkat keras Barat yang disita yang dilaporkan mulai digunakan oleh unit-unit Rusia.

Ini bukan pertama kalinya Bradley terlihat di tangan Rusia. Data yang dikumpulkan oleh Oryx, kelompok pemantau konflik yang melacak kerugian visual di medan perang, menunjukkan bahwa Rusia kemungkinan telah menangkap sedikitnya 11 IFV Bradley sejak diperkenalkan ke Ukraina.

Bradley telah dideskripsikan sebagai pengganda kekuatan bagi unit mekanis Ukraina, terutama di sektor garis depan yang berisiko tinggi. Chain gun M242 Bushmaster 25 mm yang terintegrasi, peluncur rudal TOW, dan sistem lapis baja berlapis telah membantu kru Ukraina menimbulkan kerusakan pada lapis baja Rusia sekaligus meningkatkan kemampuan bertahan hidup dalam pertempuran.

Dalam satu pertempuran yang banyak dikutip, Bradley yang dioperasikan Ukraina berhasil menghancurkan T-90M “Proryv” Rusia, salah satu tank tempur utama tercanggih milik Moskow. Peristiwa itu menggarisbawahi daya tembak sistem dan dampaknya pada peperangan lapis baja jarak dekat.

Namun, seperti yang dilaporkan sumber militer Ukraina, sebagian besar kerugian Bradley tidak berasal dari tembakan tank atau sistem anti-lapis baja konvensional. Sebaliknya, mereka telah menjadi sasaran dan dilumpuhkan terutama oleh pesawat tanpa awak (drone) first-person-view (FPV) Rusia UAV berbiaya rendah dan bermuatan bahan peledak yang telah menjadi ancaman nyata di medan perang modern.

Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *