Daera  

Anak-anak Korban Erupsi Gunung Lewotobi Nyanyikan “Rindu Rumah”: Lantunan Penuh Haru di Tengah Posko Pengungsian

Anak-anak di lokasi pengungsian desa Bokang Wolomatang menyanyikan lagu Rindu Rumah ditengah posko pengungsian.

RadarNKRI.id, Larantuka – Di tengah hening posko pengungsian, suara anak-anak yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki menggema penuh haru saat mereka melantunkan lagu Rindu Rumah, yang dipopulerkan oleh Wizz Baker. Rabu (07/11/2024).

Lirik lagu tersebut menggambarkan kerinduan mereka pada kampung halaman dan keinginan untuk kembali ke tempat yang dulu mereka kenal penuh keceriaan dan kedamaian.

Sebagian besar dari anak-anak ini masih duduk di bangku sekolah dasar, namun mereka menyanyikan lagu itu dengan perasaan yang mendalam, lirik demi lirik menggambarkan kerinduan yang sulit mereka sembunyikan.

Wajah-wajah kecil itu memancarkan hasrat kuat untuk pulang, bukan hanya ke rumah fisik yang kini mereka tinggalkan, tetapi juga ke suasana tenang dan aman yang dulu mereka kenal.

“Rindu memaksa ku untuk kembali, menengok kenangan masa kecilku, yang penuh cinta dibalut kehangatan, kini aku telah jauh berada. Rindu rumah, aku rindu pulang, rindu yang tersayang ayah dan ibu, rindu rumah aku rindu pulang, rindu ku disayang sanak saudara,” demikian sepenggal lirik yang dilantunkan anak-anak di posko pengungsian Desa Bokang Wolomatang.

Orang tua yang berada di pengungsian tak mampu menahan air mata saat mendengar anak-anak mereka melantunkan lagu tersebut. Bagi mereka, lirik Rindu Rumah karya Kalin Gani seolah menjadi pelipur rindu, membangkitkan kenangan masa-masa sebelum bencana yang memaksa mereka meninggalkan segala yang akrab dan nyaman.

Lagu ini telah menjadi bagian penting di hati para pengungsi, khususnya anak-anak, menjadi pelipur lara di tengah ketidakpastian dan memberikan mereka semangat untuk bertahan.

Di tengah malam yang dingin, suara nyanyian anak-anak terus menggema, membawa kehangatan di posko pengungsian. Dengan penuh harap, mereka menyanyikan lagu tersebut seolah-olah mengirim doa agar bencana segera berlalu dan mereka bisa kembali ke rumah yang dirindukan.

Melalui nyanyian ini, anak-anak menyuarakan kerinduan dan asa mereka—sebuah pesan tulus dari hati kecil mereka untuk kembali merasakan kedamaian di kampung halaman.*(Ell).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *