Daera  

Kondisi Memprihatinkan di Pengungsian Korban Erupsi Gunung Lewotobi Posko Lewoingu

Bayi dan anak-anak serta lansia asal Desa Nobo yang menjadi korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki tidur dengan alas seadanya di lokasi pengungsian Desa Lewoinggu.

RadarNkri.id, Larantuka – Kondisi pengungsian korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) tampak memprihatinkan pada Jumat (08/11/2024) malam.

Ribuan pengungsi dari Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, terpaksa tinggal di Gedung SD Eputobi, Desa Lewoinggu, Kecamatan Titehena, dengan fasilitas seadanya.

Di lokasi pengungsian, tampak terlihat beberapa bayi dan anak-anak, serta lansia tidur hanya beralaskan terpal tipis tanpa kasur dan bantal.

“Kami sudah tiga malam di sini, kebutuhan anak-anak apa adanya, hanya tidur beralaskan kain yang kami punya, bahkan beberapa tanpa alas di lantai,” ungkap Sovia Soge, salah seorang pengungsi.

Sovia mengaku hingga saat ini bantuan untuk kebutuhan bayi dan perlengkapan lainnya dari pemerintah daerah maupun BNPB belum diterima.

“Kami butuh bantal, selimut, susu formula, dan popok untuk bayi. Kalau untuk kami yang dewasa, cukup pakaian dalam, baju biasa, dan sarung, karena hanya pakaian yang kami pakai ini yang tersisa,” tambahnya.

Andreas Aneng Hayon, Sekretaris Desa Lewoinggu sekaligus koordinator posko pengungsian, menyatakan bahwa pihaknya sudah menyampaikan keluhan para pengungsi ke posko utama di Desa Lewolaga.

“Sejak tiga hari lalu kami sudah melaporkan kondisi ini ke Posko Lewolaga, tapi tidak ada respons. Baru sore tadi, setelah kunjungan Kepala BNPB, bantuan mulai didatangkan,” ujar Andreas.

Menurut Andreas, lebih dari seribu warga Desa Nobo yang terdampak erupsi besar pada 3 November 2024 mengungsi secara mandiri dan memanfaatkan gedung sekolah sebagai tempat berlindung.

“Mereka ini pengungsi mandiri, datang sendiri tanpa pendampingan dari Pemkab. Kami, Pemerintah Desa bersama warga, mengarahkan mereka ke gedung SD ini,” jelasnya.

Bantuan seperti alas tidur (spons) dari BNPB dan Kementerian Sosial kata Andreas baru diberikan setelah kunjungan Kepala BNPB ke posko pengungsian Lewoingu sore tadi (Jumat 8 November 2024)

“Kami sudah laporkan sejak hari pertama, tapi bantuan makanan dan perlengkapan baru disalurkan tadi setelah adanya kunjungan dan bapak Kepala BNPB,” imbuh Andreas.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemkab Flores Timur mengenai jumlah pasti pengungsi di Posko Desa Lewoinggu dan alasan kurangnya penanganan bagi para pengungsi.*(Ell).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *