Daera  

Usung Tema Kedaulatan Pangan Masyarakat Adat, Direktorat KMA Kemendikbudristek Gelar SKLK di Sikka

Yani Haryanto, Pamong Budaya Ahli Muda, Dit. KMA Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek (tengah) didampingi oleh dua fasilitator SKLK saat memberikan keterangan kepada awak media. (Dok: RadarNkri)

LARANTUKA, RADARNKRI.ID – Kementrian Pendidikan dan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) menggelar  Sekolah Lapangan Kearifan Lokal (SKLK) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

“Kegiatan akan dilaksanakan dari tanggal 20 hingga 22 Juni 2024 mendatang. Tema yang diusung dala kegiatan nanti yaitu ‘Kedaulatan Pangan Masyarakat Adat’,” ujar ujar Yani Haryanto, Pamong Budaya Ahli Muda, Dit. KMA Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek kepada wartawan. Kamis (30/05/2024).

Yani menjelaskan, pesertanya yang akan mengikuti SKLK itu sendiri berjumlah 22 orang. Mereka merupakan perwakilan anak-anak muda yang diutus dari beberapa wisata yang ada wilayah di Kabupaten Sikka.

Baca juga : Camat Talibura Sikka Beri Ucapan Terima Kasih Untuk Disparbud Flotim : FBN Festival Bergengsi di NTT

Menurutnya, kegiatan SKLK itu sendiri merupakan salah satu upaya Pemerintah Pusat untuk menjaga dan juga mempromosikan nilai-nilai budaya lokal seperti pangan lokal ada di Kabupaten Sikka.

Melalui kegiatan tersebut pihaknya juga ingin kembali memperkuat pemahaman masyarakat terlebih anak-anak muda di Kabupaten Sikka tentang pentingnya melestarikan kembali pangan lokal yang saat ini sudah mulai hilang.

“Kenapa pesertanya anak-anak muda?, karena kami ingin anak muda di Kabupaten Sikka memiliki kepedulian yang lebih tentang pangan lokal yang ada di wilayah Meraka masing-masing,” tutur Yani.

Baca juga : Tarian ‘Kahe Keang’ Dari Sikka Tampil Memukau di FBN 2024, Kades Lewomada : Kami Bangga Bisa Tampil di Panggung Semegah Ini

Yani menambahkan, dalam kegiatan nanti para peserta SKLK akan dibimbing oleh tiga fasilitator utama dan beberapa tokoh adat untuk menjelaskan tentang pangan lokal yang ada di Kabupaten Sikka.

“Kegiatan dua hari nanti mungkin lebih banyak dibuka ruang diskusi. Para peserta setelah mendapatkan materi akan langsung praktek lapangan untuk menemukenali kekayaan pangan lokal yang ada di daerah mereka masing-masing,” tutup Yani.***(Ell).