LARANTUKA – Gunung api Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai memuntahkan material vulkanik (Erupsi-red) sejak 23 Desember 2024 lalu. Akibatnya hampir 6 ribu lebih masyarakat terdampak erupsi yang terpaksa harus diungsikan ke lokasi yang aman.
Dua lokasi pengungsian yang disiapkan oleh perintah setempat yaitu Posko Kantor Camat Wulanggitang dan Posko Kantor Desa Konga, Kecamatan Titehena. Ada juga yang mengungsi di rumah-rumah warga yang berada diluar radius berbahaya.
Merespon kejadian itu, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Sikka bersama Mamupa Unimof melakukan penggalangan dana selama tiga hari di Kota Maumere Kabupaten Sikka. Hasilnya mereka langsung mendistribusikan dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk korban terdampak di kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura pada 10-11 Januari 2024 lalu.
“Bantuan yang kami salurkan berupa sembako, sayur-sayuran, obat-obatan, masker, pampers bayi, serta perlengkapan mandi, “ungkap Zidan Saputra, ketua relawan Mahasiswa Muhammadiyah Maumere. Selasa (23/04/2014).
Ia menerangkan, pihaknya turun langsung ke lokasi pengungsian erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki serta berbagai kasih dengan para korban terdampak di Desa Hewa, Pululera, Boru Kedang Kecamatan Wulanggitang dan Desa Kobasoma Kecamatan Titehena.
Zidan menambahkan, dibawah koordinasi Muhammadiyah Distarter Management Center NTT Atau MDMC NTT, relawan dari Mahasiswa Muhammadiyah Maumere juga mendirikan posko di Dusun Kampung Baru, Desa Boru, Kecataman Wulanggitang untuk mempercepat proses pendistribusian bantuan ke wilayah terdampak erupsi Gunung Lewotobi.
Selain melakukan distribusi sembako, tambah Zidan, relawan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Sikka dan Mapala Universitas Muhammadiyah Maumere juga melakukan kegiatan trauma healing terhadap anak – anak di lokasi pengungsian.
Kegiatan tersebut meliputi permainan ular tangga raksasa bersama anak – anak di Desa Pululera, lomba mewarnai Tingkat Paud – Sekolah Dasar bersama anak – anak pengungsi di SMPN 1 Wulanggitang, dan nonton bersama Film Laskar Pelangi untuk menghilangkan rasa jenuh bagi anak-anak di lokasi pengungsian.
“Semua yang kami lakukan hanya untuk misi kemanusiaan, sebagai makhluk sosial sudah seharusnya kita saling tolong menolong atau membantu sesama saudara kita yang sedang tertimpa musibah,” sebut Zidan.
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada warga Kabupaten Sikka yang telah berkontribusi dalam bentuk sumbangan kepada mereka sehingga misi kemanusiaan itu bisa berjalan dengan baik.
“Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih banyak kepada warga kota Maumere dan masyarakat Kabupaten Sikka yang telah mendukung kami melalui sumbangan sehingga kami bisa hadir di Flores Timur dan membantu saudara-saudari kita yang saat ini tertimpa musibah erupsi Gunung Lewotobi,” tuturnya.
Sementara Nova, relawan pencipta alam dari Universitas Muhammadiyah Maumere menambahkan, dilokasi pengungsian pihaknya juga memberikan pemahaman atau edukasi kepada masyarakat yang terdampak untuk selalu menjaga dan merawat serta mencintai alam sekitar.
Menurutnya, Manusia dan Alam tidak akan pernah terpisahkan, keduanya memerlukan hubungan timbal Balik secara berkelanjutan. Melalui pengelolaan lingkungan hidup secara bijaksana selain dapat menyelamatkan dan melestarikan lingkungan hidup, juga dapat menjamin kebutuhan dan kemakmuran umat manusia itu sendiri.
“Alam dan manusia memiliki kesamaan yakni merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai sesama makhluk, sudah seharusnya manusia dapat menjaga hubungan harmonis dengan alam dengan cara merawat dan menjaga lingkungan, dan tidak merusaknya,” tutup Nova sambil sedikit melebarkan senyumnya.***(ell).