WAYKANAN – Di balik asap tebal dan kobaran api yang menjilat langit, terngiang jeritan pilu warga Waykanan. Musibah kebakaran bagaikan mimpi buruk yang menghantui, melahap rumah dan harta benda mereka. Di tengah kepanikan, harapan bertumpu pada para pahlawan tanpa tanda jasa, Petugas Damkar.
Hi. Hermansyah, Ketua DPC Pro Junalismedia Siber (PJS) Waykanan, bagaikan juru bicara rakyat yang menyuarakan keprihatinan. Dia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana petugas Damkar berjibaku melawan api, namun terhambat oleh jarak dan kondisi jalan yang rusak.
“Kampung-kampung di Waykanan ini jauh-jauh dan aksesnya hancur,” ungkap Hermansyah dengan rasa getir. Petugas sudah sigap, tapi mobil mereka tidak fit dan jalanan rusak parah. Api sudah padam saat mereka tiba, dan warga marah.
Hermansyah tak henti-hentinya menyerukan kepada pemerintah daerah untuk memperhatikan nasib para petugas Damkar dan rakyat Waykanan.
“Pikirkanlah petugas Damkar yang berdedikasi, dan juga warga yang kehilangan harta benda,” pintanya dengan penuh kepedulian.
“Janganlah jadikan warga sebagai obyek kampanye,” tegasnya. Sediakan armada dan infrastruktur yang layak untuk melindungi rakyat dari musibah kebakaran.
Di tengah keputusasaan, secercah harapan muncul. Pemerintah daerah berjanji untuk meningkatkan kesiapsiagaan Damkar dan memperbaiki infrastruktur jalan.
Namun, pertanyaan masih menggema di udara: akankah janji ini terpenuhi? Akankah rakyat Waykanan terbebas dari jeratan api dan kepanikan?
Hanya waktu yang bisa menjawab. Yang pasti, kisah ini adalah pengingat pahit tentang betapa pentingnya kesiapsiagaan dan kepedulian dalam menghadapi musibah.**