RADARNKRI, LARANTUKA – Aksi demo dari sejumlah Aktivis Mahasiswa Cipayung Flores Timur yang menutut Penjabat Bupati, Doris Alexander Rihi untuk segera mengumumkan hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) external Dinkes Flotim tentang kematian Ibu Novita dan bayinya nyaris ricuh. Selasa (16/04/2024).
Kejadian itu bermula ketika pendemo meluapkan kekecewaan mereka dengan membakar ban bekas didepan kantor Bupati, karena Pj Bupati Flotim, Doris Alexander Rihi, tidak tidak mau menemui masa aksi untuk memenuhi tuntutan mereka.
Namun secara tiba-tiba salah satu anggota Sat Pol PP datang langsung memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam kebakaran ringan (Apar). Awalnya Sat Pol itu berdalil bahwa didepan kantor Bupati tidak boleh ada tindakan seperti membakar ban bekas.
Baca juga : Demo Didepan Kantor Bupati, Cipayung Flores Timur Desak Doris Rihi Umumkan Hasil AMP Kematian Ibu dan Bayi
“Kamu tau tidak ini kantor Bupati,” tanya oknum Sat Pol PP tersebut kepada masa aksi sembari ia menyemprotkan APAR ke arah api yang sedang menyala.
Hal itu justru memancing kemarahan dari para pendemo. Akibatnya sempat terjadi gesekan kecil antara masa aksi dan aparat kemananan. Sementara oknum Sat Pol PP itu terlihat masuk kedalam kantor bupati Flores Timur usai memadamkan api.
Tidak lama berselang oknum Sat Pol PP itu kembali menemui masa aksi dengan nada emosi mengatakan bahwa dirinya terkena percikan api dari ban bekas yang dibakar tersebut. Oknum Sat Pol PP itu juga sempat beradu mulut dengan beberapa pendemo hingga ada aksi saling tunjuk diantara mereka.
Baca Juga : Aster Kasdam I/BB, Diserahkan kepada Kolonel Inf Andrian Siregar
Tidak hanya itu, ketika aksi demostrasi di depan Kantor Bupati itu selesai, sebuah mobil Damkar milik Sat Pol PP dikerahkan untuk memadamkan api yang sudah hampir padam. Namun bukan titik api yang menjadi tujuan utama, tetapi masa aksi yang saat itu sedang beristirahat didepan pelataran kantor bupati Flores Timur yang menjadi sasaran semprotan air tersebut.
“Bisa rekan-rekan wartawan lihat bahwa Mobil Damkar dikerahkan untuk memadamkan api yang sudah hampir padam namun bukan api yang menjadi target tetapi masa aksi yang menjadi target mereka,” ungkap ketua GMNI Flores Timur, Yulius Ninu Badin.
Pihaknya menduga, tindakan dari oknum Sat Pol PP maupun beberapa kejadian lain saat itu sengaja dibuat untuk membenturkan masa aksi dan aparat kemananan sehingga pihak kepolisian dapat membubarkan aksi demostrasi tersebut.
“Kami menduga ini ada instruksi dari atasan untuk membenturkan masa aksi dan aparat keamanan (Polres Flotim) sehingga aksi demostrasi ini dapat dihentikan. Ini bukti nyata bahwa Flores Timur saat ini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja,” tutup Yulius. ***(Ell).