LARANTUKA – Dua warga negara asing (WNA) asal Swedia bernama Hening (38) dan Alex (34) nekad berkemah di lereng Gunung Lewotobi Laki-Laki yang sedang erupsi dan mengeluarkan lava serta awan panas gugur (APG) di Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur. Rabu (17/01/2024).
Hening mengatakan, keduanya nekad berkemah di zona berbahaya tepatnya radius 3 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki hanya karena ingin melihat keindahan pijaran lava dari dalam kawah gunung serta aliran lava pada malam hari secara dekat.
“Salah satu keinginan saya dan alex dari kecil yaitu tidur sambil melihat Gunung Api yang sedang mengeluarkan pijaran lava pada hari, tapi jika tidak diperbolehkan tidak apa-apa kami akan pergi,” ujarnya.
Diketahui Hening dan Alex terpaksa diarahkan untuk segera meninggalkan lokasi perkemahan ketika ditemui Tim SAR Gabungan yang terdiri Basarnas Maumere, PMI Sikka dan BPBD Flotim saat melaksanakan kegiatan berpatroli malam diwilayah setempat.
Komandan Tim Basarnas Maumere Rizwan Dwi Putra mengatakan, pada saat itu juga pihaknya langsung mengarahkan dua WNA asal Swedia itu untuk segera meninggalkan lokasi tersebut.
Menurutnya, lokasi kemah dua warga negara asing itu berada di radius 3 kilometer dari pusat erupsi serta 500 meter dari ujung aliran lava panas yang mengarah ke Desa Nurabelen.
“Lokasi kemping keduanya itu sangat berbahaya sekali, sekitar 500 meter saja dari ujung aliran lava panas yang saat ini sedang mengarah ke Desa Nurabelen, ” sebut Rizwan
Ia berharap, aparat kemanan bisa segara membuka pos keamanan di jalan masuk dan keluar lintas selatan dari Desa Nobo kecamatan Ile Bura menuju pertigaan pasar boru dan sebaliknya sehingga bisa memantau masuk keluar kendaran di jalur tersebut.
“Kita berharap agar di beberapa titik masuk zona berbahaya itu bisa dibangun pos keamanan sehingga bisa memantau arus masuk dan keluar dari dalam zona bahaya atau zona merah, lebih baik mencegah dari pada mengobati,” pintanya.***(ell).
Basarnas mengarahkan dua WNA asal Swedia untuk segera meninggalkan lokasi kemah yang berada di bawah lereng Gunung Lewotobi Laki-Laki. (Dok. Elton/Radarnkri)