Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong di Istana Kepresidenan Hanoi, pada Jumat, 12 Januari 2024. Jokowi dan Thuong membahas sejumlah isu termasuk keamanan Laut Cina Selatan hingga kerja sama perikanan.
Indonesia dan Vietnam memperkuat hubungan melalui investasi korporasi, lebih banyak perdagangan.
“Penting menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan,” kata Thuong dalam sebuah pernyataan setelah ia bertemu Jokowi seperti dikutip dari Reuters. Adapun sampai Jumat, pukul 14.00 belum ada keterangan resmi dari Istana Presiden RI mengenai pertemuan Jokowi dengan Thuong.
Seorang pejabat Vietnam sebelumnya memastikan masalah ini akan dibahas di Hanoi selama kunjungan Jokowi. Sebelum kunjungan Jokowi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia siap bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk menyelesaikan kode etik (CoC) Laut Cina Selatan – jalur perairan strategis untuk perdagangan dan energi, yang telah lama tertunda.
Beijing dan negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN telah berupaya sejak 2002 untuk membuat kerangka kerja untuk menegosiasikan kode etik tersebut. Namun kemajuannya berjalan lambat meskipun ada komitmen dari semua pihak untuk memajukan dan mempercepat proses tersebut.
Indonesia dan Vietnam sepakat pada 2022 untuk mengakui batas-batas Zona Ekonomi Eksklusif mereka di Laut Cina Selatan, sebuah langkah yang dipandang sebagai tantangan bagi Beijing, yang mengklaim hampir seluruh jalur perdagangan strategis tersebut.
Pemerintah RI sebelumnya menyatakan berencana mengekspor gas ke Vietnam dari ladang gas di Laut Cina Selatan. “Kami sepakat untuk bekerja sama dalam transisi energi,” kata Jokowi dalam pernyataannya bersama Thuong.
Kedua negara juga menandatangani nota kesepahaman kerja sama perikanan. Naskah ini tidak bersifat publik, namun mungkin membahas perambahan yang dilakukan nelayan Vietnam di perairan negara lain, yang sering menjadi sumber ketegangan di kawasan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan salah satu poin dalam kerja sama ini menyangkut pengembangan budidaya lobster di Indonesia. Ia meyakini kerja sama ini pun sangat potensial menjadikan dua negara sebagai juara sektor perikanan di kawasan.
“Saya optimis, Indonesia di masa depan mampu menjadi bagian penting dalam rantai pasok produk lobster dunia,” kata Sakti melalui X pada Jumat, 12 Januari 2024.