Daera  

Pemda Flotim Salurkan Barang Kedaluwarsa dari BNPB Kepada Korban Erupsi Lewotobi di Posko Lewoingu

Beberapa relawan dan warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dari Desa Nobo memeriksa bantuan dari BNPB yang sudah expired atau kadaluarsa.

RadarNkri.id, Larantuka – Ribuan warga Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi, terpaksa mengungsi ke Desa Lewoingu, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur (Flotim) sejak 3 November 2024 lalu.

Dalam kondisi sulit yang mengharuskan mereka meninggalkan rumah dan harta benda, warga sangat mengandalkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, kekecewaan muncul ketika bantuan yang mereka terima ternyata berupa barang-barang yang sudah kedaluwarsa.

Yosep Marianus Enga Marten Boki Bukan, salah satu pengungsi, mengatakan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan sejumlah bantuan yang mencakup beberapa jenis makanan, popok bayi, pembalut wanita, dan perlengkapan mandi untuk para pengungsi.

Sayangnya, saat diperiksa lebih lanjut, banyak dari produk-produk tersebut sudah melewati batas tanggal penggunaan. Hal ini memicu kekhawatiran dan kekecewaan di kalangan warga, terutama karena kondisi barang yang tidak layak pakai dapat menimbulkan risiko kesehatan.

“Kami sudah berada dalam kondisi sulit dan terpaksa mengungsi, tapi malah menerima barang-barang yang sudah kedaluwarsa. Ini mengecewakan. Kami butuh bantuan yang aman, bukan yang malah menambah masalah,” ujarnya dengan nada kecewa. Jumat (08/11/2024).

Ia berharap pemerintah dan instansi terkait lebih memperhatikan proses seleksi dan distribusi bantuan, mengingat pentingnya kondisi fisik barang-barang tersebut bagi kesehatan warga. Di tengah situasi yang menekan, pengungsi menginginkan dukungan yang bukan hanya cepat, tetapi juga memenuhi standar kualitas yang baik.

Bantuan dari BNPB untuk korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Posko Lewoingu, Titehena.

Dengan keadaan seperti ini, warga Nobo yang mengungsi di Desa Lewoingu berharap agar ke depannya distribusi bantuan bisa dikelola dengan lebih teliti dan terarah.

“Kami tidak meminta bantuan yang mewah, hanya berharap bantuan yang benar-benar aman dan bisa kami manfaatkan selama mengungsi,” tutur seorang pengungsi lainnya.

Kondisi ini memperlihatkan pentingnya koordinasi dan pengawasan yang lebih ketat dalam penyaluran bantuan bencana agar kehadiran bantuan bisa meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana alih-alih memperkeruh keadaan.

Sebelum berita ini diterbitkan, wartawan media ini telah berusaha menghubungi Kalak BPBD Flotim untuk memberikan penjelasan terkait dengan barang kadaluarsa yang disalurkan, namun belum mendapat respon.*(Ell).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *