LARANTUKA – Masyarakat di Desa Riangrita, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Pulau Flores, NTT, dikejutkan dengan hujan pasir yang terjadi pada Jumad, 19 Januari 2024 malam.
Dugaan kuat hujan pasir itu merupakan dampak dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang.
“Hujan pasir tadi terjadi sekitar pukul 22.37 wita dan berlangsung selama kurang lebih 10 menit,” ujar Vanthy, salah satu warga desa Riangrita ketika dikonfirmasi media ini melalui chatingan whatsapp.
Ia mengaku, sejak Gunung Lewotobi Laki-Laki naik ke level IV atau status Awas, hujan pasir bercampur dengan kerikil kecil sering terjadi diwilayah setempat.
“Suara dari hujan pasir campur kerikil kecil itu berisik sekali di bagian atap rumah, kami sekeluarga tidak berani keluar, kami takut,” ungkapnya
Selain itu kata Vanthy, gemuruh akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki juga kerap menghantui mereka sepanjang hari.
Menurutnya hujan pasir bercampur kerikil kecil turun diwilayah mereka setelah terdengar suara gemuruh dari puncak gunung Lewotobi Laki-Laki.
“Kalau sudah gemuruh pasti tidak lama hujan pasir, ini sudah sering terjadi selama Gunung Lewotobi erupsi, kadang kami bangun pagi tempat tidur sudah penuh dengan pasir bercampur abu,” tambahnya,
Ia menerangkan, Desa Riangrita juga mendapat dampak yang cukup serius akibat erupsi Gunung Lewotobi, aktivitas masyarakat setempat menjadi terganggu karena bau belerang dan debu vulkanik.
Namun kata Vanthy, masyarakat Riangrita tidak dievakuasi ke posko pengungsian karena daerah tersebut oleh pemerintah dinyatakan sebagai zona aman, bahkan beberapa warga dari desa tetangga yang mengungsi ke Riangrita.
“Desa kami tidak masuk dalam daftar Desa yang terdampak tapi kalau terkena dampak ia kami memang juga terkena dampak yang cukup serius, selain hujan pasir bercampur kerikil, aktivitas kami jadi terganggu karena abu vulkanik,” tuturnya***(ell).