Hak Nakes Rp 5,7 Miliar Dibayar Pemda Flotim, Oknum Wartawan RS Diduga ‘Minta’ dan Dapat Jatah Rp 14 Juta

Larantuka – RADARNKRI – Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur (Flotim), akhirnya membayar hak para tenaga kesehatan (Nakes) di RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka atas jasa pelayanan kesehatan pasien Covid-19 dengan total Rp 5,7 Miliar.

Namun belakangan ini terdengar kabar bahwa ada oknum wartawan berinisial RS diduga meminta jatah atas upah dari para nakes tersebut.

“Dia (Oknum wartawan berinisial RS) juga meminta jatah dengan dalil bahwa wartawan juga ikut berkontribusi melalui pemberitaan sehingga pemda flotim akhirnya membayar hak kami itu,” ujar salah satu Nakes di RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka yang tidak ingin namanya dipublikasikan.

“Karena adanya permintaan dari oknum wartawan itu akhirnya kami nakes yang ada di RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka berinisiatif untuk melakukan aksi solidaritas dengan mengumpulkan uang, ada yang kumpul Rp 20 Ribu per orang ada juga yang lebih. Total semuanya Rp, 14 Juta,” tambah Nakes tersebut.

Berdasarkan penelusuran wartawan media ini, upeti untuk wartawan berlabel ‘pahlawan’ itu telah diberikan oleh nakes pasca hak Rp 5,7 miliar dibayarkan Pemda Flores Timur beberapa waktu lalu.

Namun salah satu wartawan berinisial RS malah tidak terima dengan dengan nominal Rp, 14 Juta itu yang kemudian dirinya hanya kebagian Rp 2 Juta, kemungkinan besar nominal tersebut dianggap terlalu sedikit bagi dirinya

Bahkan pengakuan dari beberapa Nakes, keluarga inti dari wartawan RS (Suami) sempat mengamuk di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka beberapa waktu lalu.

Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka, dr. Paul Lameng, ketika dikonfirmasi Rabu, 20 Desember 2023, mengaku baru mengetahui informasi itu setelah dirinya tiba dari Jakarta.

“Iya, jumlahnya sekitar Rp 14 juta. Setelah uang itu (hak nakes Rp 5,7 miliar) masuk ke rekening masing-masing, ada aksi solidaritas (upeti ke wartawan),” katanya

Menurut Paul, aksi solidaritas bagian dari hak setiap orang dan itu diluar arahannya. Ia belum memastikan apakah stafnya punya inisiatif sendiri untuk mengumpulkan uang.

Paul menambahkan, dirinya pernah didatangi oleh wartawan berinisial RS untuk kepentingan wawancara soal data penyebaran upah ke para nakes. Namun dia tak membeberkannya karena data keuangan bersifat rahasia dan dilindungi aturan.

“Secara aturan data itu bersifat rahasia dan dilindungi hingga saya tidak bisa berikan kepada ibu wartawan RS,” tutur nya.

Sebagai informasi, sebelum berita ini diterbitkan awak media RadarNKRI.ID telah berusaha menghubungi oknum wartawan RS melalui chatingan dan juga panggilan whatsapp untuk kepentingan konfirmasi balik atas informasi ini dan tetapi belum bisa terhubung.***(Ell).