Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak, Dinkes Flotim Gelar Disemenisasi Hasil AMP-SR

Larantuka – RADARNKRI – Sebagai upaya dalam menekan angka kematian ibu dan anak di wilayah Kabupaten Flores Timur (Flotim), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Flotim menggelar disemenisasi hasil Audit Maternal Perinatal Surveilans dan Respon (AMP-SR) di Hotel Karykes Larantuka, Kamis (22/12/2023).

Diketahui disemenisasi hasil AMP-SR itu sendiri merupakan suatu bentuk Surveilans berkelanjutan yang menghubungkan sistem informasi kesehatan dan proses peningkatan kualitas untuk menurunkan kematian ibu dan anak.

Kepada wartawan, Pengelola 2H2 Center, Scholastika Konsita Nino, menjelaskan, disemenisasi hasil AMP-SR merupakan serangkaian kegiatan penelusuran penyebab kesakitan dan kematian ibu dan anak.

Tujuan dilaksanakan kegiatan tersebut kata Scholastika yaitu untuk menentukan sebab dan faktor terkait dalam kesakitan dan kematian ibu dan perinatal, sekaligus menentukan jenis intervensi dan pembinaan yang diperlukan.

“Kasus kematian ibu dan anak itu merupakan suatu kejadian luar biasa atau KLB. Setiap ada kematian harus juga dilakukan kajian oleh dokter ahli, agar kita bisa mengetahui faktor-faktor penyebab kematian ibu dan bayi tersebut, sehingga kita juga bisa menentukan langkah atau tindakan yang akan dilakukan untuk meminimalisir kejadian seperti itu,” jelas Scholastika

Ia menambahkan, dalam kegiatan tersebut pihaknya juga menyerahkan hasil pengkajian KLB kepada 21 kepala puskesmas di Flores Timur juga agar bisa menjadi rujukan untuk semakin matang dalam mengatasi kejadian luar biasa (KLB) diwilayah puskesmas masing-masing.

Pengelola 2H2 Center, Scholastika Konsita Nino dan Sekretaris Dinkes Flores Timur, Yohanis Jong.

“Semua kematian harus dikaji dan dilaporkan untuk mengetahui faktor penyebabnya agar kita bisa minimalisir KLB dan target kita harus dituntaskan sampai angka zero (0),” tutur Scholastika.

Ia berharap dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut, penyebab kematian dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kasus kematian ibu dan anak di wilayah Flotim dapat diidentifikasi dan dikaji secara subjektif dan komprehensif, dan hasilnya dapat dijadikan bahan evaluasi untuk menekan angka KLB.

“Dari hasil evaluasi kajian itu kita dapat menyusun rekomendasi dan rencana aksi yang terukur dan mampu dilaksanakan serta dapat memberikan kontribusi yang positif sehingga pada gilirannya dapat menekan dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi agar terwujudnya komitmen bersama dalam mewujudkan Flores Timur Zero (O) dari kematian ibu dan anak,” tutupnya.

Selanjutnya Sekertaris Dinkes Flotim, Johanis Jong menambahkan, melalui program 2H2 Center angka kematian ibu dan anak di kabupaten Flores Timur berangsur menurun.

Ia menyebut, pada tahun 2022 lalu pihaknya mencatat 9 kasus kematian ibu dan anak diwilayah Flotim dan saat ini menurun menjadi 6 kasus ditahun 2023.

“Komitmen bersama yang terus dibangun sampai saat ini yaitu meminimalisir angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) hingga zero atau nol,” imbuhnya.***(ell).