Daera  

GMNI Flores Timur Salurkan Donasi Tahap II untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

GMNI Flotim menyalurkan bantuan tahap dua untuk korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Dok: Elton Nggiri.

RadarNkri.id, Larantuka – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Flores Timur kembali menunjukkan kepedulian terhadap korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dengan menyalurkan donasi tahap kedua pada Minggu (17/9/2024).

Aksi ini merupakan bagian dari gerakan kemanusiaan yang bertujuan meringankan beban masyarakat terdampak bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang saat ini sedang mengungsi dibeberapa posko pengungsian yang telah disiapkan oleh Pemerintah daerah.

Koordinator Aksi Kemanusiaan GMNI Flores Timur, Lamberta Beto Koten, menjelaskan bahwa donasi ini berasal dari hasil penggalangan dana yang dilakukan GMNI. Bantuan tersebut disalurkan ke tiga posko pengungsian, yaitu Desa Kobasoma, Bokang, dan Eputobi.

“Aksi ini adalah wujud solidaritas kami untuk membantu saudara-saudari yang terdampak bencana. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah mengulurkan tangan melalui GMNI Flores Timur. Semoga bantuan ini dapat meringankan beban para korban,” ujar Lamberta, yang akrab disapa Sarinah Devi.

Senada dengan itu, Ketua DPC GMNI Flores Timur, Yulius Ninu Badin, mengapresiasi kontribusi berbagai pihak yang terlibat, mulai dari masyarakat, aparatur pemerintahan, TNI, hingga Polri. Ia menyoroti pentingnya gotong royong dan solidaritas sebagai cerminan budaya bangsa.

“Kami berharap pemerintah daerah Flores Timur dapat lebih cepat tanggap dan sigap dalam menangani bencana ini. Jangan hanya bergerak ketika ada kunjungan pejabat pusat, lalu kembali diam setelahnya,” tegas Yulius, yang akrab disapa Bung Jhesan Badin.

GMNI Flotim berpose bersama anak-anak korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di posko pengungsian.

Bung Jhesan juga menyinggung video viral saat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menegur keras Pj Bupati Flores Timur dan Kepala Dinas Perumahan yang mengusulkan relokasi pengungsi erupsi Lewotobi, namun belum pernah meninjau langsung lokasi tersebut.

Menurut dia, kejadian tersebut sangat memprihatinkan dan memalukan, serta tidak patut ditiru. Sejatinya, pemimpin harus melayani, bukan terlelap saat rakyatnya menjerit dan menangis.

“Sungguh miris dan memalukan jika pemimpin daerah kita (Flores Timur) hanya hadir untuk formalitas. Pemimpin sejati adalah yang melayani, bukan yang berdiam diri saat rakyatnya menangis,” pungkasnya.

Aksi ini diharapkan menjadi pemantik semangat solidaritas yang lebih luas, sehingga seluruh pihak, termasuk pemerintah, dapat berkontribusi secara maksimal dalam membantu para korban bencana di Flores Timur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *