LARANTUKA, RADARNKRI –Informasi terkait data jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang disajikan ke publik saat ini sangat simpang siur.
Pasalnya, menurut data yang dirilis oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB di Jakarta, Kamis 11 Januari 2024, terdapat 5.464 jiwa pengungsi yang saat ini mengungsi di posko-posko maupun mandiri dirumah – rumah warga.
“Adapun para pengungsi itu terdiri dari 2.659 laki-laki dan 2.805 perempuan,” sesuai yang disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari yang dilangsir dari rri.co.id
Sementara dihari yang sama Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur melalui Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) merilis data dan informasi jumlah pengungsi dengan perbedaan angka yang cukup jauh.
“Jumlah pengungsi 5.529 jiwa yang terdiri dari 2.692 Laki-Laki dan 2.837 Perempuan,” tulis sumber posko pusat data dan informasi Kabupaten Flores Timur.
Buruknya pengelolaan data dan informasi ini berdampak pada proses penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang saat ini sudah berstatus Awas atau Level IV (Empat) tidak berjalan maksimal.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Ketua DPRD Kabupaten Flores Timur, Robertus Rebon Kareta usai menemui warga terdampak langsung erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan memantau langsung penanganan di Posko Desa Konga, Kecamatan Titehena, dan Posko Boru SMPN Wulanggitang, Kecamatan Wulanggitang. Kamis (12/01/2023).
Robertus mengatakan hingga saat ini belum tersedia posko induk atau posko utama koordinasi maupun komunikasi serta informasi terkait data pengungsi maupun bantuan dan pihak berwenang yang ditunjuk oleh pemda untuk memberi keterangan baik kepada publik termasuk kepada awak media atau wartawan.
“Bagaimana mau memberikan informasi terkait data dan informasi yang valid terkait dengan penanganan bencana sementara posko informasi publik saja belum ada hingga saat ini. Rekan-rekan wartawan yang ada dilokasi akhir mencari informasi sendiri dampaknya nanti bisa saja simpang siur karena data yang dikeluarkan tidak satu pintu,” tutur nya.
Sementara Plt Kalak BPBD Flotim, Ahmad Duli belum memberikan respon apapun ketika dikonfirmasi oleh sejumlah wartawan Nasional maupun Lokal, via telephon seluler.
Mirisnya lagi, sejak hari pertama penanganan bencana erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki hingga berita ini diterbitkan Plt Kalak BPBD tidak pernah merespon sambungan telephon dari sejumlah wartawan yang melakukan konfirmasi terkait dengan penanganan bencana.***(ell).