Becak Listrik 1912: Produk Hilirisasi Riset Kampus Muhammadiyah yang Aplikatif

Becak Listrik 1912: Produk Hilirisasi Riset Kampus Muhammadiyah yang Aplikatif

Becak listrik (Betrik) 1912 yang diluncurkan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah beberapa waktu lalu merupakan hasil riset hilirisasi yang dilakukan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Rektor UAD, Muchlas MT menyampaikan riset untuk Betrik 1912 ini telah dilakukan sejak 2018, bahkan sudah sempat digunakan ketika Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta pada 2022 silam.

Saat ini riset-riset inovatif terus dilakukan oleh UAD. Terdekat untuk melengkapi sarana dan prasarana transportasi – khususnya Betrik 1912 adalah dengan penyediaan stasiun pengisian daya listrik yang rencananya akan didirikan di sekitaran Jl. KH. Ahmad Dahlan, Kota Jogja.

“Kita juga sedang membuat riset untuk charging station yang saya kira tidak terlalu sulit saya kira,” ungkap Muchlas pada Kamis (13/3) di sela acara Peluncuran Betrik 1912 di halaman Hotel SM Malioboro, Kota Jogja.

Sebagai Guru Besar Ilmu Teknologi Kejuruan, Muchlas menyampaikan anak-anak Indonesia memiliki kecerdasan yang tidak bisa diremehkan. Sehingga riset-riset bisa dilakukan, akan tetapi saat ini yang menjadi batu sandungan besar adalah dana atau pembiayaan riset.

Tentang Betrik 1912, ke depan akan dilengkapi dengan panel-panel untuk menunjang efisiensi ketika berkendara, seperti informasi waktu untuk pengisian baterai, dan indikator waktu dan jarak yang bisa dijangkau ketika baterai sudah terisi, selain itu juga untuk menunjang sisi entertain bagi pengguna Betrik 1912.

“Ini masih belum melibatkan microcontroller, ini masih di versi 1.0. Nanti di versi 1.1 akan dilengkapi lagi. Dan di versi 2 saya usulkan di kota ini (Jogja) akan ada Betrik online,” ungkap Muchlas.

Diharapkan ketika sudah bisa diintegrasikan teknologinya dengan digital, Betrik 1912 akan lebih mudah diakses dan bisa menjangkau wisatawan lebih luas. Sebab penumpang atau customer tidak perlu lagi mencari atau mendatangi pangkalan, tapi cukup membuat pesanan dari lokasi dan becaknya yang mendatangi.

“Universitas Ahmad Dahlan berkomitmen supaya riset-riset hilirisasi ini lebih bermanfaat,” kata Muchlas.

Saat ini jika dikategorisasikan, Betrik 1912 ini berada pada teknologi level 8 yaitu prototipe dan akan beranjak ke level 9 yaitu untuk komersialisasi atau pemanfaatan untuk masyarakat luas. Dengan naik level itu, riset-riset hilirisasi yang dilakukan oleh kampus Muhammadiyah akan berdampak pada kehidupan masyarakat.

Selain Betrik 1912, UAD juga terus mengembangkan rudal yang diberi nama Rudal Merapi yang merupakan hasil riset CIRNOV UAD dan PT. Dahana. Bahkan rudal anti pesawat terbang ini mendapat apresiasi dari Presiden RI. Prabowo Subianto ketika berkunjung ke UAD pada 14 Juli 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *