Jakarta – Dalam menjaga eksistensi dan menegakkan kedaulatan negara, Komandan Pasmar 3 Brigjen TNI (Mar) Andi Rahmat M., mengikuti Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri tahun 2025 yang berlangsung di The Tribata, Jakarta. (30/01/25).
Rapim yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, S.E., M.M., M.Tr.Opsla., dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono serta diikuti seluruh 631 Perwira Tinggi dan menengah dari jajaran TNI-Polri.
Dalam arahannya Prabowo menekankan pentingnya peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang merupakan dua institusi sebagai wujud dari kehadiran negara, wujud dari penegakan kedaulatan, wujud dari eksistensi Negara, Undang-Undang Dasar, Undang-Undang Keputusan Presiden, peraturan-peraturan pemerintah, peraturan-peraturan Presiden, dan semua produk-produk dari pemerintahan tidak ada artinya kalau tidak ditegakkan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan suatu negara terlihat bagaimana TNI dan Polri menjalankan tugasnya yang memilih peran strategis dalam menjaga kedaulatan negara, sehingga jika kedua institusi ini gagal, maka negara itu pun bisa dikatakan gagal. “Tentara dan polisi adalah bagian dari suatu negara yang memiliki kekuasaan khusus untuk memegang monopoli fisik dan senjata,” pungkasnya.
Selanjutnya, Presiden mengingatkan bahwa kekuasaan yang diberikan kepada TNI-Polri merupakan amanah besar rakyat dalam mempercayakan kekuasaan TNI dan Polri sehingga bisa menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi dan pengabdian. “Rakyat yang melengkapi saudara dari ujung kaki sampai kepala, dengan begitu kepercayaan yang sangat besar oleh rakyat diharapkan pengabdian yang setinggi-tingginya,” ujar Presiden.
“Untuk itu kepada para Perwira TNI-Polri bahwa pangkat dan bintang yang saudara sandang di pundak adalah penghormatan dari rakyat disertai tanggung jawab yang besar untuk memberikan pengorbanan tanpa ragu demi negara yang berarti saudara-saudara harus rela menyerahkan jiwa dan raga tanpa ragu-ragu,” tegas Prabowo Subianto.
(Tim/Red)